Maximus Tipagau ‘Tantang’ Pemkab Mimika Sediakan Air Bersih untuk Masyarakat
PE, MIMIKA – Maximus Tipagau selaku Pendiri Yayasan Somatua terus berkomitmen menjawab kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Sosok Maximus yang dijuluki Gladiator Papua, kini hadir dan menjadi solusi di tengah masyarakat menanti tuntasnya mega proyek air bersih yang masih dikerjakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika. Dengan dibangunnya Water Tank Park (WTP), tepat di depan Graha Eme Neme Yauware untuk membagikan air minum gratis bagi masyarakat, ini sebenarnya Maximus menantang Pemkab Mimika untuk bekerja cepat menyediakan fasilitas air bersih bagi masyarakat setempat.
Adapun inisiatif Maximus Tipagau menyediakan air bersih secara gratis bagi masyarakat Mimika, hal ini menaggapi persoalan krisis air bersih di Mimika. Dimana secara geografis, 80 persen wilayah Mimika adalah rawa-rawa dengan kualitas air tanahnya tidak bagus. Lebih khusus masyarakat Kamoro (Mimika Wee) sangat kesulitan akan kebutuhan air bersih.
Mirisnya, kondisi ini terjadi sudah lebih 25 tahun sebelum dan setelah terbentuknya Kabupaten Mimika.
Maka, sudah waktu dan selayaknya pemerintah menyediakan air bersih secara gratis untuk seluruh masyarakat Mimika. Apalagi, lanjut Maximjus, sudah bertahun-tahun pula DPRD Mimika mengalokasikan anggaran untuk program air bersih, nyatanya belum bahkan tidak dirasakan masyarakat Mimika secara utuh.
Atas situasi dan kondisi yang terjadi, maka Maximus Tipagau bersama Tim Gladiator Papua dan Yayasan Somatua memberikan sumbangan air bersih lewat WTP yang dibangun dengan menghabiskan anggaran Rp 12 miliar.
“Kita beli WTP ini Rp 12 miliar, dan kita sumbangkan air bersih ini gratis untuk masyarakat. Ini tujuannya memotivasi masyarakat supaya mereka mendapatkan kelayakan akan kebutuhan air bersih, sebab air merupakan sumber kehidupan,” terang Maximus kerap ia disapa saat berkunjung ke WTP pada Sabtu (4/5/2024).
Maximus yang diangkat sebagai anak adat Kampung Keakwa ini pun berpesan kepada pemerintah bahwa air itu penting.
Sehingga dari tangan dan hasil keringatnya, ia bisa menyumbangkan air bersih secara gratis untuk masyarakat.
Untuk itu, pemerintah tidak boleh kalah. “Ini lucu menurut saya, maka saya mengajak kepada pemerintah yang memiliki sumber daya ekonomi dan keuangan yang besar, berikanlah kepada masyarakat apa yang menjadi hak masyarakat Mimika. Saya bukan mau bersaing disini, tapi saya mau mengajak, karena mengajak itu tidak hanya kata-kata, tapi harus disertai dengan perbuatan. Perbuatan saya ini riil lewat WTP di depan Graha Eme Neme Yauware,” katanya.
Yang lebih membanggakan, yang mengelola WTP adalah putra-putri asli Papua, dan mereka bekerja tidak digaji.
“Ini lucu tapi nyata, apalagi yang kerja anak-anak aibon, anak-anak jalanan untuk kepentingan hidup banyak orang. Buktinya, saya di WTP baru tujuh menit, tapi sudah bahyak warga yang datang ambil air bersih. Uang delapan hingga dua belas miliar itu bisa dicari, tapi membagi berkat gratis itu luar biasa, karena upahnya di surga. Kerja dengan baik, menolong dengan tulus dan membantu, buat saya sangat senang sekali karena capek saya, keringat saya sudah selesai, apalagi masyarakat datang dengan suka cita, damai, tidak ada tekanan, ini tujuannya hanya satu, yaitu mengedukasi masyarakat akan pentingnya air bersih,” ulasnya.
Sementara itu, menanggapi program air bersih di Kapiraya, Mimika Barat Tengah yang tidak berjalan, Maximus menegaskan, saat ini TNI sedang konsen dengan air minum, pemerintah pusat pun konsen akan air minum dan gizi buruk, jadi, tidak ada lagi waktu bermain-main dengan air bersih dan jangan ada lagi program penipuan terhadap rakyat, karena orang Indonesia, orang Papua, masyarakat Mimika mendapatkan air minum dan gizi harus bagus.
Karena gizi kita bagus, minum air bersih, orang Indonesia jadi pintar seperti saya (Maximus Tipagau-red).
Lebih jauh, katanya, Presiden RI terpilih Prabowo Subianto telah mencanangkan program air bersih, gizi.
“Jadi, untuk kelompok-kelompok tertentu, stop sudah ambil gambar tentang kondisi orang Papua, stop cari panggung. Harus cari cara yang efisien dan efektif, harus ada riil reset. Masa kita punya daerah kaya tapi tidak bisa,”tantang Maximus.
Dapat Apresiasi Masyarakat.
Saat mengunjungi WTP dan melihat antusiasme masyarakat akan kebutuhan air bersih yang disediakan dan dibagikan secara gratis, Maximus Tipagau mendapat apresiasi dari masyarakat. Salah seorang ibu asal kawasan lokasi, atau wilayah ujung setelah Kwamki Narama, meski harus merogoh kocek hingga Rp30 ribu untuk sewa ojek, namun ia bersyukur dan berterima kasih, sebab bisa mendapatkan air minum gratis.
“Terima kasih bapak Maximus, kami sangat terbantu dengan penyediaan dan pembagian air minum gratis. Semoga apa yang bapak Maximus sudah buat nyata ini memacu pemerintah unutk segera menuntaskan mega proyek air bersih yang dibangun sejak 2012 silam bisa tuntas segera sehingga menjawab kerinduan menahun masyarakat akan kebutuhan air bersih,” tandasnya. (voi)