Rayakan Natal Bersama 5 Suku di Timika, Maximus Tipagau Serukan Perubahan Menuju Papua Maju

Maximus Tipagau didampigi Ny. Aryati Nagapa (istri) foto di pelataran Gereja GKII Jemaat Galilea di Jalan Poros SP5 pada Rabu (6/12). (INSERT- Maximus Tipagau ikut memotong daging babi kurban dari ritual adat bakar batu untuk ibagikan kepada masyarakat lima suku di Timika. (FOTO:ISTIMEWA-TimMGP)

PE, MIMIKA

Perayaan Natal bersama 5 suku di Papua yang digelar di Graha Eme Neme Yauware berlangsung khidmad dan meriah pada Selasa (5/12/2023).

Natal bersama 5 suku asli di Mimika, yaitu Dani, Damal, Moni, Mee, dan Nduga dimerahkan pula dengan puji-pujian, tarian, dan doa.

Termasuk prosesi bakar batu yang merupakan tradisi dan kearifan lokal masyarakat Papua melengkapi suasana kebersamaan dan kekeluargaan di bulan penuh rahmat ini.

Meski prosesi adat bakar batu yang digelar di halaman Gereja GKII Jemaat Galilea di Jalan Poros SP5 Mimika pada Rabu (6/12/2023) di tengah terik panas matahari, ini tidak menyurutkan semangat kebersamaan dan kekeluargaanwarga 5 suku asli setempat.

Maximus Tipagau, pengusaha muda asal Suku Moni yang ambil bagian dalam perayaan Natal bersama 5 suku di Mimika, mengatakan, ini merupakan perubahan dan momen kebangkitan untuk Papua maju.

“Pesan moril saya dari momen perayaan Natal bersama 5 suku dan ritual adat bakar batu terutama bagi generasi muda adalah berhenti terlibat konflik horisontal. ‘Perang atau konflik horisontal terhadap sesama itu sudah tidak zamannya lagi. Mari, kita perang melawan keburukan kita, mengubah pola pikir untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Mari perang melawan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan karena hanya ini yang bisa merubah kita orang Papua, merubah kabupaten ini, trmasuk merubah masyarakat di wilayah pedalaman, namun bila tidak kita hanya mendapatkan mimpi buruk,” seru Maximus yang dijuluki Gladiator Papua.

Dengan semangat yang sama untuk memajukan Papua ke depan dengan bersatu dan solid, Maximus percaya masyarakat lima suku bahkan 7 suku asli yang akan memimpin daerah kita sendiri.

Disela-sela menyajikan daging babi sebagai kurban dari prosesi adat bakar batu, Maximus Tipagau berbaur bersama sekelompok warga lantas ikut memotong daging babi untuk dibagikan dan dimakan bersama masyarakat.

Setelah semua makanan siap, masyarakat maupun tamu undangan duduk bersama membentuk lingkaran dan santap bersama.

 

Suasana kebersamaan begitu kental terasa karena masyarakat yang duduk bersama tidak hanya menyantap hidangan makanan yang disediakan, tapi juga terlihat saling berbagi cerita maupun pengalaman hidup yang mengispirasi.

Pada kesempatan itu juga, para peserta juga menampilkan berbagai tarian dan nyanyian tradisional khas Papua.

Suasana pun berubah semarak setelah Maximus bersama masyarakat lainnya ikut bernyanyi dan bertepuk tangan mengikuti alunan irama musik yang menggema.

Sungguh, ritual adat bakar batu merupakan wujud kearifan lokal masyarakat Papua yang mengajarkan ati penting kebersamaan, gotong-royong, dan saling menghargai perbedaan.

Lebih lanjut, kata Maximus Tipagau, momen perayaan Natal bukan sekadar tentang agama, tetapi melambangkan cinta, kedamaian, dan persaudaraan.

Ia berharap kiranya semangat kebersamaan yang terjalin selama prosesi adat bakar batu ini dapat terpatri dan selalu terjaga, tidak hanya pada momen Natal, tapi sepanjang hidup kita umat beriman.

Adapun momen Natal bersama 5 suku bersatu di Mimika, Papua Tengah menjadi bukti nyata bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu.

“Tradisi bakar batu menjadi simbol persaudaraan dan kerukunan antar suku di Papua. Semoga semangat kebersamaan ini terus dijaga dan menjadi contoh bagi seluruh masyarakat Indonesia,” pesannya.

Seluruh rangkaian ritual adat bakar batu berakhir penuh sukacita, dimana Maximus Tipagau bersama keluarganya saling bersalaman selamat Natal dan pamitan.

“Mari kita bawa pulang semangat cinta, kebersamaan dan kehangatan, tidak hanya kenyang perut, Tuhan memberkati kita semua,” demikian Maximus Gladiator Papua. (voi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This will close in 0 seconds