Freeport Bina 198 Pengusaha Lokal Papua, Salah Satunya Maximus Tipagau

TP,MIMIKA
PT Freeport Indonesia hingga kuartal pertama 2022 lalu telah membina 198 pengusaha lokal di Papua.
Dari jumlah 198 pengusaha dibidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini sudah menyerap 1.300 karyawan.
198 UMKM lokal meliputi masyarakat 7 suku, yakni dua suku besar Amungme dan Kamoro, serta lima suku kekerabatan lainnya, yaitu Suku Dani, Damal, Nduga, Moni, dan Suku Mee.
“Ada juga pengusaha binaan dari Papua lainnya asal Jayapura, dan Sorong,”terang Yohanes Bewahan, Manager Community Development PTFI kepada TimikaPost.com.
Menurut dia, data pengusaha termasuk serapan tenaga kerja dari usaha yang dibina Freeport ini semuanya bisa diakses secara jelas dan terbuka dari sebelumnya yang dikeluhkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Mimika.
Dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat lokal Papua agar terus tumbuh pasca tambang, maka pada dua tahun sebelum Covid-19 mewabah di Timika, telah ada pertemuan pimpinan Freeport, yakni Claus Wamafma dengan Johannes Rettob, Wakil Bupati Mimika (Kini Pj. Bupati Mimika).
“Jadi pertemuan waktu itu disepakati supaya ada satu atap kerjasama antara tiga institusi, yaitu Freeport, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika. Kita harap mudah-mudahan ada realisasi ke depan, dengan tiga komponen besar ini masyarakat terbantukan,” ungkap Yohanes.
Ia menambahkan, dari 198 pengusaha lokal binaan Freeport dan kini telah menjadi figur pengusaha mandiri, diantaranya Maximus Tipagau yang dijuluki Gladiator Papua-Inspirasi Bagi Banyak Orang.
Selain Maximus yang menjabat Direktur PT Mpaigelah, salah satu perusahaan support dari PT Freeport Indonesia, juga ada nama lain, yakni Ny. Anastasia Tekege pemilik usaha Roto Rooter, serta Gregorius Okoare pemilik PT Otonoma Putra.
“Ada juga Nemangkawi Jaya dalam pembinaan, yang mana pengusaha sukses ini, usahanya sudah serap ratusan bahkan lebih seribu pekerja, dan usahanya berkembang dengan baik,” terangnya.
Ia tidak menampik, suksesnya para pengusaha lokal binaan Freeport karena patuh pada regulasi yang diterbitkan.
“Selama ini, kalau ada regulasi turun sampai di Freeport itu pasti kita ada contract operation . Sampaikan ke kami sebagai pembina untuk buat regulasi itu harus komplit, seperti dengan BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan, termasuk regulasi lain yang harus dipenuhi sebagai perusahaan, dan itu wajib kami lakukan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengusaha binaan Freeport yang mempekerjakan ribuan karyawan itu pun telah terdaftar kepesertaannya di BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
“Kalau dari November 2021 itu kita sudah penuhi 90-an persen, dan kini lagi dipastikan sampai dengan kuarter pertama 2022 harusnya kita sudah penuhi semua. Yang luar biasa kami kerjasama dengan BPJS untuk melakukan atau memastikan fungsi juga relevansi dengan regulasi termasuk pihak perbankan,” paparnya.
Adapun kecenderungan data berbeda, ini dikarenakan ada pekerja yang mengundurkan diri atau diberhentikan, namun oleh pihak pengusaha tidak melapor.
“Ini konsen kami supaya semua data terkaver dengan baik dan 198 pengusaha lokal binaan Freeport tidak terkendala dalam menjalankan usahanya. Harapan kami ke depan muncul Maximus, Anastasia atau Gregorius lain yang bisa mandiri dalam Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP-UMKM).
Pembinaan ini merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) PTFI bagi warga sekitar daerah operasi tambang.
Terbukti program pembinaan terus berdampak pada pembukaan lapangan pekerjaan baru dari usaha yang dijalankan para pengusaha lokal.
Dijelaskan, dana CSR di sektor pengembangan ekonomi, pendidikan dan kesehatan, ini dibiayai dari dana kemitraan Freeport untuk pengembangan masyarakat.
Program CSR, lanjut Yohanes, merupakan salah satu elemen penting dalam kegiatan operasional suatu perusahaan.
Konsep CSR yang komprehensif akan mampu menghadirkan manfaat bagi pemangku kepentingan, menciptakan hubungan yang harmonis antara pelaku usaha, pemerintah dan warga.
Dimana program-program CSR Freeport berhasil mendapatkan penghargaan dari beberapa lembaga.
Terbaru, Freeport Indonesia mendapat penghargaan Search and Rescue (SAR) Award dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Sebelumnya, Freeport mendapatkan apresiasi pada acara Top CSR Award 2018 yang digelar awal Oktober.
Salah satu penghargaan diberikan untuk kategori program infrastruktur. Penghargaan ini diberikan atas bantuan pembangunan infrastruktur yang dilakukan di Timika, seperti pembangunan Bandara Internasional Mozes Kilangin dan Mimika Sport Complex (MSC). (voi)