Go Paspor Dorong Gartieks Komoditas Pertanian Asal Papua Tengah

SAMBUTAN - Petrus Lewa Koten, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Mimika menyampaikan sambutan pada pembukaan FGD bertajuk “Go Paspor” Papua Tengah Bisa Ekspor, ini mengusung tema "Bersama Kita Dongkrak Ekspor Komoditas Pertanisan Asal Papua Tengah" di hotel Horison Ultima, Senin (21/3/2023). (FOTO:TP-ISTIMEWA)

TP,MIMIKA – Guna mendorong akselerasi ekspor komoditas pertanian asal Papua Tengah, Badan Karantina Pertanian, Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Timika menggelar Focus Group Discussion.

Kegiatan yang digelar di Hotel Horison Ultima Timika, Selasa (21/3/2023) bertajuk “Go Paspor” Papua Tengah Bisa Ekspor, ini mengusung tema “Bersama Kita Dongkrak Ekspor Komoditas Pertanisan Asal Papua Tengah”.

Gelar acara yang dihadiri stakeholder terkait lainnya dibuka oleh Petrus Lewa Koten, Asisten II  Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Mimika.

Dalam sambutannya, Petrus Lewa Koten mengapresiasi para petani, peternak,pelaku usaha agro bisnis dan pemangku kepentingan pertanian yang selama masa pandemi telah bekerja keras tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, tapi juga menjaga ketahanan pangan di Mimika.

Dikatakannya, Pemkab Mimika melalui Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Mimika pada 2019 lalu memprogramkan perluasan area tanaman perkebunan khususnya kelapa, kopi dan kakao.

Untuk kelapa dengan jenis kelapa dalam akan diperluas 30 hektar, kopi jenis arabika seluas 10 hektar dan robusta 10 hektar, sedangkan kakao 20 hektar.

“Perluasan lahan kakao dilakukan di Distrik Iwaka dan Kuala Kencana, untuk lahan kelapa di Mimika Tengah dan Mimika Timur Jauh. Sedangkan perluasan lahan kopi arabica di Tembagapura, kemudian kopi robusta di Distrik Iwaka dan Distrik Kuala Kencana.

Dijelaskannya, kopi asal Indonesia merupakan komoditas yang paling diminati di luar negeri, tak terkecuali kopi dari Papua seperti kopi Amungme, Wamena, Oksibil dan masih banyak lainnya.

Disamping itu, trending minum kopi di Amerika, Inggris dan beberapa negara di eropa merupakan pasar yang bagus bagi pengusaha kopi di Indonesia.

Termasuk pengembangan komoditas kelapa di Timika juga tidak kalah produksinya, namun belum tersentuh secara baik dan maksimal.

Adapula produk kehutanan seperti gaharu memiliki potensi yang tidak kalah menariknya.

“Wangi yang khas membuat kayu gaharu ini dijadikan bahan baku membuat kosmetik, pengawet berbagai macam aksesoris, lipstik dan lainnya,” ujar Petrus.

Untuk itu, lanjutnya, diperlukan bimbingan teknis yang intensif kepada pelaku pertanian dan perkebunan agar produk yang dihasilkan memiliki nilai jual yang tinggi.

Dimana salah satu kunci perbaikan ekonomi secara maksimal adalah peningkatan ekspor.

“Ini bukan hanya membantu pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tapi untuk menghasilkan devisa dan mengurangi devisit transaksi berjalan,” jelas Petrus.

Mantan Kepala Bakesbangpol pun mengakui, dampak setelah pandemi dan situasi perekonomian global yang sedang lesu saat ini berdampak pada pasar ekspor yang juga pasti menurun.

Namun tidak boleh menyerah harus melihat lebih jeli pasar ekspor yang masih terbuka lebar di negara-negara yang juga masih mengalami pandemi.

Pasalnya, potensi masih sangat besar dari sisi keragaman produk, komoditi dan dari sisi kreatifitas dan kualitas, volume dan tujuan negara ekspor.

“Kuncinya kita harus proaktif dan jangan pasif. Kita harus siapkan produk-produk pertanian untuk dikirim ke negara-negara yang sedang krisis ekonomi. Saya melihat hambatannya karena minimnya fasilitas, tapi itu tidak harus buat kita pesimis, melainkan harus melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan. Regulasi yang rumit pun segera diperhatikan untuk disederhanakan,” paparnya.

Sambung Petrus, kegiatan FGD ini merupakan langkah strategis dalam rangka memperkuat harmonisasi dan jejaring koordinasi antar pemangku kelembagaan yang berwenang guna mengakselerasi ekspor komoditas pertanian.

Tentunya ini semua melalui komitmen bersama klinik ekspor terintegrasi secara digital menuju petani maju, mandiri dan modern, serta meningkatkan sinergitas pemerintah daerah dengan pemerintah pusat untuk mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian.

Sementara itu, Ferdi, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Timika pada kesempatan yang sama, mengatakan sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, ada dua hal yang bisa membangkitkan perekonomian, yakni investasi dan ekspor komoditas.

Sehingga ekspor komoditas ini diharapkan dapat meningkatkan devisa khususnya di Papua Tengah.

Disebutkan, Menteri Pertanian dalam Permenta Nomor 19 Tahun 2019 dan Permenta Nomor 7 Tahun 2020 Badan Karantina ditunjuk dalam ekspor komoditas pertanian, baik nasional maupun di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Dengan ditelurkannya program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks), ini merupakan tindakan berencana yang dilakukan semua pihak, stakeholder, baik pusat maupun daerah tanpa terkecuali harus mendukung Gratieks yang secara periodik mulai 2020 sampai 2024.

Adapun langkah-langkah strategis di dunia pertanian, diantaranya peningkatakan volume ekspor komoditas pertanian, menambah negara mitra dagang dan mendorong pertumbuhan eksportir baru, tentu diharapkan setelah kegiatan ini, Pemkab Mimika akan mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait eskportir.

“Jadi, bapak-ibu, rekan-rekan yang mau jadi eksportir silahkan hubungi kami, nanti akan kami lantik dan didik, sehingga bapak ibu semua bisa menjadi eskportir khususnya dibidang komoditas pertanian,” ungkapnya.

Ferdi juga menyebutkan, di Mimika banyak komoditas pertanian seperti kopi, sagu, kopra, bibit anggrek dan lainnya yang potensial di Mimika perlu dikembangkan untuk diekspor.

“Alangkah baiknya bapak ibu kita semua bahu membahu dalam meningkatkan ekspor komoditas pertanian. Harapannya dalam kegiatan ini tidak hanya formalitas tapi dilanjutkan dengan kegiatan lain yang berorientasi ekspor komoditas pertanian,” serunya.

Selanjutnya, Ade Irawan Agung, Ketua Panitia Kegiatan dalam laporannya menerangkan dasar hukum Gratieks adalah Keputusan Menteri Pertanian Nonor 42 Tahun 2020 tentang gugus tugas peningkatan investasi dan ekspor produk pertanian.

Dalam aturan tersebut ada lima langkah strategis untuk mencapai Gratieks, yakni meningkatkan volume ekspor, mendorong pertumbuhan ekspor baru, menambah ragam komoditas ekspor, meningkatkan frekuensi dan menambah negara mitra dagang.

Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan FGD ini penting dilaksanakan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi arah kebijakan dan sinkronisasi kegiatan Kementerian Pertanian serta mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan ekspor komoditas pertanian yang berasal dari Papua Tengah.

“Sasaran kegiatan ini juga untuk mendukung eksportir industri kecil menengah agar dapat berperan dalam peningkatan ekspor dan mendukung pemulihan ekonomi nasional, karena sebelumnya ekspor terhambat akibat mewabahnya Covid – 19 di Indonesia.

“Harapan kami FGD ini bisa menghasilkan saran dan masukan konstruktif terhadap dukungan percepatan dalam mendongkrak ekspor komoditas pertanian asal Papua Tengah,” tandasnya. (voi)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This will close in 0 seconds