Keakwa, Pesisir Indah di Papua Menyimpan Peninggalan PD II

TP, MIMIKA

Satu lagi kawasan pesisir indah di Papua Tengah yang unik dan menarik untuk dijelajahi.
Keakwa, sebuah kampung cantik nan memesona, selain menyimpan keanekaragaman hayati, Keakwa yang berada di Distrik Mimika Tengah, Kabupaten Mimika bagian utara, kini menarik untuk dikunjungi.
Wisatawan atau turis yang ingin berwisata ke Keakwa hanya menempuh waktu sekira 45 menit hingga satu jam pelayaran dari Pelabuhan Poumako, Timika.
Untuk menuju Keakwa yang berhadapan dengan Lautan Arafuru, para wisatawan yang menggunakan transportasi laut seperti speed boat atau long boat, akan melewati lautan, muara sungai dan melewati beberapa kampung bahkan pulau, seperti Pulau Puriri dan Pulau Bidadari.
Dari arti Keakwa, yaitu ‘naik perahu’, maka wisatawan yang hendak berkunjung ke sana pun akan melihat situas sejarah peninggalan Perang Dunia (PD) II, satu di antaranya adalah meriam panjang milik tentara Jepang yang kini berada di pesisir Pantai Keakwa.
Karena berada tak jauh dari bibir pantai, sehingga bisa dilihat secara langsung dengan jelas.
Lalu ada juga puing-puing lain sepeninggalan Jepang yang ditemui di Pulau Keakwa seperti mortir, tank, meriam, peluru, dan pesawat.
Apabila masih belum puas menjelajahi wisata sejarah di Keakwa, coba mampir juga ke perkampungan warga.
Rumah-rumah warga di Keakwa kebanyakan masih terbuat dari kayu yang beratap seng dan pelepah sagu, dan bentuknya rumah panggung.
Sekeliling rumah warga umumnya ditumbuhi pohon kelapa yang membuatnya semakin asri dan sejuk.
Warga yang menghuni Keakwa berasal dari Suku Kamoro, atau masyarakat yang mendiami wilayah pesisir.
Nah, liburan ke Keakwa rasanya kurang afdol jika belum main ke pesisir pantai.
Berbeda dari pasir pantai pada umumnya, Pulau Keakwa memiliki pesisir pantai yang pasirnya putih dan halus.
Pesisir pantai di Keakwa ini menjadi spot favorit wisatawan yang ingin berburu senja di sore hari.
Selain memiliki peninggalan PD II, Pulau Keakwa menyimpan sejumlah kekayaan alam hayati yang masih tersimpan di dalam lautan pantai Keakwa yaitu udang, kepiting, dan beragam dan berlimpah spesies ikan.

Baca Juga! Tips Traveling dengan budget minim

Sehingga wisatawan dapat menikmati hidangan tradisional yang berbahan dasar dari hasil sungai, mangrove, dan lain-lain.
Ingin menjelajah Pulau Keakwa? Jangan lupa untuk sewa perahu supaya bisa berkeliling pantai dan menikmati pesona hutan mangrove.
Uniknya, deretan pohon mangrove yang menjulang, tingginya mencapai 35 meter, ini tidak ditemukan di daerah lain di Indonesia.
Perahu yang disewakan tersebut telah dihiasi dengan ukiran khas adat Kamoro dari kampung Keakwa.
Untuk menghidupkan pariwisata dan perekonomian di Keakwa, Yayasan Somatua ikut mengambil bagian dan memberikan kontribusi dengan membangun 10 unit home stay (penginapan).
Yayasan yang dipimpin oleh Maximus Tipagau ini telah membangun home stay agar bisa digunakan untuk tempat istirahat para wisatawan.
Menariknya lagi, penginapan tersebut dibangun di pinggir pantai.
Lokasi yang strategis untuk menikmati keindahan alam wisata bahari. (voi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This will close in 0 seconds