Menkeu Sri Mulyani Dukung Potensi Kopi Dingiso UKM Papua
TP, MIMIKA
Berbicara tentang kopi, persebaran kopi kian meluas dan tidak hanya ada di Pulau Jawa saja. Saat ini, hampir di seluruh pulau di Indonesia memiliki jenis kopi tersendiri, tidak terkecuali, Papua.
Namun, tahukah kamu Kopi Dingiso asal Papua yang kini menjadi idola dunia?
Ini semua tak lepas dari perhatian dan usaha yang diberikan oleh Maximus Tipagau terhadap pengembangan dan produktivitas kopi Papua.
Sejak terjun ke dunia pariwisata Tahun 2004 silam, dan bekerja sebagai pemandu wisata Gunung Carstensz yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia (seven summit), Maximus Sang Gladiator Papua mulai menggagas ide mulia, yakni memajukan Papua lewat kopi yang merupakan tanaman perkebunan.
Seiring berjalannya waktu, memasuki Tahun 2010, Maximus melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan Jerman.
Selain mempromosikan destinasi wisata gunung es di Pegunungan Jayawijaya, Papua, Maximus pun terkesima akan kedai-kedai kopi yang terdapat di dua negara maju tersebut.
“Yang menarik perhatian saya, kedai (tempat) ngopi disana (Amerika dan Jerman) jadi tempat pertemuan, meeting atau diskusi,” ujarnya.
Sontak, dalam hati kecilnya, Maximus menaruh secercah harapan akan potensi Papua.
“Ketika kopi menjadi minuman yang booming untuk semua kalangan, saya pikir Papua juga harus ikut tren ini, apalagi Papua punya tanah subur dan potensi kopi yang sangat luar biasa,” ungkapnya.
Ide atau gagasan memajukan Papua lewat kopi pun diwujudnyatakan melalui pelatihan kepada warga di kampung-kampung di Kabupaten Intan Jaya.
Ugimba menjadi kampung pertama yang mendapatkan pelatihan kopi.
“Saya didik warga, kasih sosialisasi bahwa tanah mereka bagus, sehingga kopi harus sama dengan emas,” kenang Sang Gladiator.
Setelah pelatihan dan sosialisasi, kemudian pengenalan tentang kopi berlanjut ke tahap penanaman, panen hingga penjualan.
Dimana saat awal pelatihan, Maximus ikut membantu bahan makanan, bibit dan semua keperluan warga.
Warga yang merasa termotivasi, pun semangat mengembangkan tanaman kopi jenis arabika.
Kopi tersebut lantas dijual dengan brand Dingiso.
Dingiso adalah hewan langka Papua yang mendiami area Puncak Cartenzs.
Tentu ada alasan mengapa nama ini yang jadi pilihan.
Dingiso dalam bahasa latin dikenal dengan (Dendrolagus Mbaiso) penamaan ini berdasarkan dari penelitian Dr Tim Flannery yang menemukan dingiso pada tahun 1994, dia memberinya nama ilmiah mbaiso yang berarti ‘binatang syakral’ dalam bahasa lokal suku Moni karena keyakinan mereka bahwa ini adalah roh leluhur mereka. Dendrolagus Mbaiso merupakan salah satu satwa endemik Papua yang berada di Taman Nasional Lorentz tepatnya di Camp Endasiga Kampung Sakumba Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya.
“Alasannya mempopulerkan nama Dingiso ke kancah internasional,” ucapnya.
Rasa bangga Maximus akan produk ini ditunjukkan dengan memasarkan produk kopi Dingiso di kedai kopi miliknya, Cafe Kamoro.
Sejak dibangunnya Cafe Kamoro 2021 lalu, Maximus langsung mempromosikan kopi Dingiso kepada pengunjung maupun pelanggan.
Kopi Dingiso ini juga sudah sering dipromosikan pada pameran-pameran UKM di Jakarta, seperti pameran kopi di Kemang Village pada 4 Juni 2023 lalu.
Yang membanggakan, pada pameran itu, Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan (Menkeu) Replublik Indonesia menyempatkan diri mampir sejenak ke stand Kopi Dingiso untuk membeli bahkan mencicipi cita rasa kopi dari pegunungan tengah Papua itu.
Tak hanya itu, Menkeu pun ikut mendukung, bahkan akan mempromosikan kopi asli hasl produksi petani lokal Suku Moni yang berada di ketinggian 2.700 mdpl di pegunungan tengah Papua, Kabupaten Intan Jaya.
Atas dukungan Menkeu, Maximus meyakini kalau para petani di pegunungan tengah Papua akan menikmati hasilnya dan mewariskannya kepada anak-cucunya kelak.