Pratu Miftahul Gugur di Nduga Saat Pencarian Pilot Susi Air

GUGUR - Almarhum Pratu Miftahul Arifin yang gugur ditembak KKB saar operasi pencarian Pilot Susi Air. (FOTO:ISTIMEWA)
TP,JAYAPURA – Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Kav. Herman Taryaman mengakui Pratu Miftahul Arifin, prajurit Yonif 321/GT gugur saat sedang melaksanakan tugas di wilayah Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Pratu Miftahul Arifin gugur pada Sabtu pagi (15/4/2023) saat korban bersama rombongan Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi sedang mencari Capt Philip Mark Merthens, Pilot Susi Air yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB)
“Korban setelah tertembak terjatuh ke jurang sedalam 15 meter,” jelas Herman Taryaman, Minggu (16/4/2023).
Ia mengatakan saat anggota berupaya mengevakuasi korban, namun tiba-tiba ditembaki KKB.
Dia mengaku belum bisa memastikan berapa korban yang gugur dalam insiden tersebut karena upaya evakuasi sedang dilakukan.
“Cuaca tidak menentu hingga memengaruhi proses pemantauan, evakuasi, dan koordinasi dengan pasukan di lapangan,” jelasnya.
Data yang dihimpun media ini, sejak Sabtu malam (15/4/2023) terungkap penyerangan Tim Gabungan Satgas Yonif R 321/GT dengan satuan lainnya menyebabkan enam prajurit dilaporkan gugur dan 30 orang lainnya belum diketahui nasibnya.
Panglima TNI Evaluasi Mendalam Operasi di Papua
Menyusul kejadian yang menimpa Pratu Miftahul Arifin, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan melakukan evaluasi mendalam seusai kejadian tersebut.
“Operasi tetap kita jalankan. Dalam waktu dekat, Panglima TNI akan melakukan evaluasi yang mendalam berkaitan dengan peristiwa ini,” kata Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono.

Julius mengatakan saat ini pihaknya kesulitan berkomunikasi dengan prajurit yang ada di Nduga. Julius menyebutkan kondisi cuaca di sana saat ini sedang tidak menentu.
Kendati demikian, operasi penyelamatan pilot Susi Air Capt Philip Mark Merthens yang disandera KKB masih berlangsung.
TNI mengungkap kesulitan proses evakuasi yang masih berjalan selama 3 bulan.
“Yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca,” Laksda Julius Widjojono.
Seperti diketahui, pilot Susi Air disandera KKB sejak 7 Februari 2023. Saat ini operasi penyelamatan sudah semakin terfokus karena keberadaan Philip Mark Merthens sudah diketahui.
“Kondisi pilot sudah diketahui areanya. Operasinya sudah semakin mengerucut dan terfokus,” ujarnya.
Hanya saja, lanjut Julius, cuaca di lokasi masih menjadi kendala operasi penyelamatan yang ada. Bahkan jalur komunikasi melalui saluran radio pun masih terhambat. (voi)