Tahun Ini 1.500 Rumah Warga Mimika Nikmati Air Bersih

TP, MIMIKA
Selama 10 tahun sudah proyek air bersih dikebut oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mimika, namun masyarakat belum menikmatinya dan masih mengandalkan air tadah hujan serta menyaring air tanah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Menyusul janji Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melanjutkan proyek tersebut di tahun ini, bahkan 1.500 rumah warga di Kota Timika dan sekitarnya yang sudah terkoneksi instalasi pipa dari proyek ini dipastikan sudah bisa menikmati fasilitas air bersih.
Untuk itu, Robert Mayaut,S.T.,M.Si, Kepala Dinas PUPR Mimika, mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan susunan pengurus atau tim kerja yang akan mengoperasikan proyek air bersih tersebut.
“Memang mesti ada teknisi yang mengurus mesin instalasinya, karena ini bukan hanya tentang menjalankan airnya, tetapi organisasinya juga harus dibentuk,” ujar Robert, Selasa (28/2/2023).
Disamping itu dijelaskannya, untuk menjalankan proyek air bersih, minimal jumlah pelanggan sebanyak 15.000 hingga 17.000 agar tidak membebani APBD melalui subsidi, dimana posisi sambungan pipa instalasi baru masih 1.500 rumah.
Menurut Robert, kendala lainnya dari proyek air bersih adalah biaya operasional saat proyek ini berjalan.
“Kalau tahun ini running, maka saat ini kita perlu pikirkan, sebab kalau hanya andalkan Genset (Generator Set) biayanya sekitar Rp 1,5 miliar, terlebih kalau pakai PLN, itu harus ditampung dan didorong akan menelan Rp 2 miliar, ini yang lagi kita pikirkan bagaimana cara agar dikasih jalan,” tandasnya.
Sementara itu, instalasi pipa proyek air bersih yang dipasang sejak 2012 lalu, kondisnya kini mulai ada yang rusak.
Bhakan, proyek air bersih kerjasama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika dengan PT Freeport Indonesia (PTFI), belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Mimika akan air bersih.
Padahal, PTFI dalam tanggungjawabnya telah menyelesaikan pembangunan stasiun utama instalasi air bersih tepat di sisi kiri check point Mile 32 dari Timika-Kuala Kencana.
Sementara, Pemkab Mimika yang bertanggung jawab menyelesaikan instalasi pipa hingga sambungan ke rumah-rumah warga sejak 2012 lalu sampai saat ini belum semuanya terealisasi karena keterbatasan anggaran.
Apalagi sejak pandemi Covid-19, Dinas PUPR Mimika tidak dapat berbuat banyak karena terdampak refocusing anggaran di tubuh Pemkab Mimika.
Terkait adanya kerusakan pada intalasi pipa, ini dibenarkan Robert karena lama tidak digunakan.
“Jelas sudah pasti ada item pengerjaan yang alami kerusakan, dan ini sudah kewajiban untuk diperbaiki,” ujarnya.
Dikatakannya, proyek air bersih yang direalisasikan sejak 2012 lalu diproyeksikan menghabiskan anggaran ratusan miliar.
Hanya saja, sejak direalisasikannya proyek tersebut hingga kini, anggaran yang baru terserap sebesar Rp20 miliar atau baru 1.500 instalasi pipa yang terkoneksi hingga ke rumah-rumah warga.
“Minimal pemerintah kucurkan Rp150 miliar, untuk melayani 17 ribu sambungan rumah, dari 1.500 sambungan rumah yang sudah terpasang. Hitungannya kalau kita paksakan sarana air bersih ini jalan dengan kapasitas 1.500 sambungan rumah, tentunya Pemkab Mimika rugi, apalagi tidak ada subsidi. Hitungan kami minimal mencakup 17 ribu sambungan rumah, sehingga bisa menutupi biaya operasional,” jelasnya menambahkan biaya paling besar adalah Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dari perhitungan biaya operasional pada 2014-2015, pertahunnya sebesar Rp1,5 miliar, sehingga ditargetkan harus mencakup 17 ribu dari total 50 ribu sambungan rumah yang diwacanakan. (red)